Tugas Individu Mata Kuliah Psikoterapi

NAMA : NONI
PEKERJAAN : PELAJAR
UMUR :14 TAHUN

LATAR BELAKANG MASALAH
Noni kelihatannya pintar dan selalu ingin melakukan yang terbaik. Noni menyukai hal yang berhubungan dengan seni dan pandai melukis. Tetapi ia sangat berbeda ketika diminta untuk mengerjakan soal-soal di depan kelas. Ia sering mengeluhkan beberapa kata yang menurut dia tidak ada maknanya. Ketakutan terhadap kemampuan membacanya menimbulkan masalah di sekolahnya, juga dengan temannya. Ia kadang merasa marah akan sesuatu dan sulit menenangkan diri, ia tampak khawatir terhadap segala hal, selalu cemas akan bencana yang akan menimpah dirinya ketika ia berinteraksi dengan orang lain terutama teman-teman di sekolahnya. Jika ia gagal menciptakan sesuatu seperti yang ia harapkan, ia akan marah dan memukul ke segala arah dan membentur-benturkan kepalanya di tembok. Di rumah, keluarga Noni sering melihat tingkah lakunya yang selalu menunjukkan kecemasan dan kekhawatiran mengenai suatu hal yg mengganggu tidurnya, ia selalu gelisah dan menyebabkannya jatuh sakit. Kecemasannya itu membuat dia selalu menolak membaca buku pelajaran dan selalu merasa takut untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain karena tahu tidak terlalu banyak kata yang dikuasainya.

Diagnosa Gangguan : Anxietas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)
Individu yang menderita gangguan anxietas menyeluruh (GAD) ditandai oleh perasaan cemas, sering kali dengan hal-hal kecil. Ciri utama GAD adalah rasa cemas. Orang dengan GAD adalah pencemasan yang kronis. Mungkin mereka mencemaskan secara berlebihan keadaan hidup mereka, seperti keuangan, kesejahteraan anak-anak, dan hubungan sosial mereka. Menurut suatu study, 9 dari 10 orang dengan GAD melaporkan kecemasan yang berlebihan bahkan mengenai hal-hal kecil(Sanderson & Barlow, 1990). Anak-anak dengan gangguan ini mencemaskan prestasi akademik, atletik, dan aspek sosial lain dari kehidupan sekolah. Ciri lain yang terkait adalah: merasa tegang, waswas, atau khawatir, mudah lelah, mempunyai kesulitan berkonsentrasi atau menemukan bahwa pikirannya menjadi kosong, iribilitas, ketegangan otot, dan adanya gangguan tidur, seperti sulit untuk tidur, dan tidur yang gelisah dan tidak memuaskan
GAD cenderung merupakan suatu gangguan yang stabil, muncul pada pertengahan remaja sampai pertengahan umur 20-an tahun dan kemudian berlangsung sepanjang hidup. Gangguan ini muncul dua kali lebih banyak pada perempuan dibandingkan pada laki-laki(APA, 2000;USDHHS, 1999a)
Meskipun GAD secara tipikal kurang intens dalam respons fisiologisnya dibandingkan dengan gangguan panik, distres emosional yang diasosiasikan dengan GAD cukup parah untuk mengganggu kehidupan orang sehari-hari. GAD sering ada bersama dengan gangguan lain seperti depresi atau gangguan kecemasan lainnya seperti agorafobia dan obsesif-kompulsif.
Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa orang tersebut(Noni) menderita gangguan anxiety menyeluruh. Karena kita dapat menemukan beberapa ciri penyakit dari gangguan anxiety menyeluruh.

Stimulus
• Tidak mampu membaca
• Tidak mampu memaknai kata
• Tidak mampu berinteraksi dengan orang lain secara baik


Gejala-gajala gangguan Anxiety Menyeluruh
Gejala-gejala gangguan kecemasan menyeluruh (GAD) dari kasus diatas antara lain :
• Sering marah
• Sulit menenangkan diri
• Emosional agresif
• Gangguan tidur
• Sering sakit
• Sering khawatir

Respon
• Menolak membaca buku
• Mengeluhkan kata yang dibaca ynag menurutnya maknanya sangat sulit
• Sulit menenangkan diri
• Memukul kesegala arah dan membenturkan kepalanya ke tembok

Etiologi Gangguan Anxietas Menyeluruh
• Pandangan Psikoanalisis. Teori psikoanlaisis berpendapat bahwa sumber kecemasan menyeluruh adalah konflik yang tidak disadari antara ego dan implus-implus id. Implus-implus tersebut, yang biasanya bersifat seksual atau agresif, berusaha untuk mengekspresikan diri, namun ego tidak membiarkannya karena tanpa disadari ia merasa takut terhadap hukuman yang akan diterima. Karena sumber kecemasan tidak disadari, individu terkait mengalami kecemasan dan distres tanpa diketahui mengapa demikian. Sumber kecemasan yang sebenarnya – yaitu hasrat-hasrat yang berhubungan dengan implus-implus id yang ditekankan dan berjuang untuk mengekspresikan diri-selalu hadir. Dengan kata lain, tidak ada cara untuk menghindari kecemasan; jika seseorang meninggalkan id ia tidak lagi hidup. Dengan demikian, orang tersebut hampir selalu mengalami kecemasan. Pasien penderita fobia mungkin dianggap lebih beruntung karena, menurut teori psikoanalisis, kecemasannya dialihkan keobjek atau situasi tertentu, yang menyeluruh tidak mengembangkan tipe pertahanan tersebut sehingga selalu merasa cemas.
• Pandangan Kognitif –Behavioral. Pemikiran utama teori kognitif-behavioral tentang GAD adalah gangguan tersebut disebabkan oleh proses-proses berpikir yang menyimpang. Orang-orang yang menderita GAD sering kali salah mempersepsi kejadian-kejadian biasa, seperti menyebrang jalan, sebagai hal yang mengancam, dan kognisi mereka terfokus pada antisipasi berbagai bencana pada masa mendatang(Beck dkk, 1987). Perhatian para pasien GAD mudah terarah pada stimuli yang mengancam. Terlebih lagi, pasien GAD lebih terpicu untuk menginterprestasi stimuli yang tidak jelas sebagi sesuatu yang mengancam dan untuk menilai berbagai kejadian yang mengancam lebih mungkin terjadi pada mereka.

Terapi yang digunakan untuk Gangguan Anxietas Menyeluruh
• Pendekatan Psikoanalisis, karena memandang gangguan anxietas menyeluruh berakar dari konflik-konflik yang ditekan, sebagian besar psikoanalisis bekerja untuk membantu pasien untuk menghadapi sumber-sumber konflik yang sebenarnya. Penanganannya hampir sama dengan penanganan fobia.
Satu studi tanpa kontrol menggunakan intervensi psikodinamika yang memfokuskan pada konflik interpersonal dalam kehidupan masa lalu dan masa kini pasien dan mendorong cara yang lebih adaptif untuk berhubungan dengan orang lain pada saat ini, sama dengan para terapi behavioral mendorong penyelesaian masalah sosial.
• Pendekatan Behavioral, para ahli klinis behavioral menangani kecemasan menyeluruh dengan berbagai cara. Jika terapis menganggap kecemasan sebagai serangkaian respons terhadap berbagai situasi yang diidentifikasi, apa yang tampak sebagai kecemasan yang bebas mengalir dapat diformulasi ulang pada satu fobia atau lebih atau kecemasan berisyarat. Sebagai contoh, seorang terapis behavioral dapat menyimpulkan bahwa klien yang mengalami kecemasan menyeluruh tampaknya lebih spesifik memiliki ketakutan untuk mengkritik dan dikritik orang lain. Terapis perilaku harus memformulsi ulang apa yang awalnya tampak sebagai GAD menjadi semacam fobia.
Walaupun demikian, dapat terjadi kesulitan untuk menemukan penyebab spesifik kecemasan yang diderita pasien semacam itu. Kesulitan ini memicu para ahli klinis behavioral untuk memberikan penanganan yang lebih umum, seperti training relaksasi intensif, dengan harapan bahwa belajar untuk rileks ketika mulai merasa tegang seiring mereka menjali hidup akan mencegah kecemasan berkembang tanpa kendali. Para pasien diajarkan untuk melemaskan ketegangan tinkat rendah, merespon kecemasan yang baru muncul dengan relaksasi dari pada dengan kepanikan.
• Terapis kognitif-behavioral juga memakai kombinasi teknik untuk menangani gangguan kecemasan menyeluruh (GAD). Termasuk dalam teknik-teknik ini adalah pelatihan keterampilan self-relaxation; belajar untuk mengganti pikiran-pikiran intrusif dan mencemaskan dengan pikiran-pikiran yang adaptif;belajar keterampilan-keterampilan untuk dekatastrofisasi(menghindari kecenderungan untuk berpikir yang buruk). Dalam studi yang terkontrol, pendekatan kognitif-behavioral dalam menangani GAD telah menunjukkan manfaat yang lebih besar dibandingkan kondisi terkontrol lain atau terapi alternatif lain (Barlow, esler & Vitali, 1998; DeRubies & Crits-Cristoph, 1998; Ladouceur dkk, 2000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar