BAB I
PENDAHULUAN
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Fobia
Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kucing atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Phobia merupakan suatu mekanisme pelarian diri dari konflik-konflik bathiniah dari jiwa seseorang. Mungkin ada sekitar 80 atau bahkan 100 macam phobia yang dikenal orang sekarang. Phobia- phobia itu menyebabkan timbulnya ketakutan yang absurd dan tak masuk akal. Biasanya phobia-phobia tersebut berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang terpendam, yang ditekan dalam-dalam dan dilupakan.
Fobia berasal dari istilah Yunani ‘phobos’ yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman hippocrates. Jaspers (1923) berpendapat bahwa fobia adalah rasa takut yang sangat dan tidak dapat diatasi terhadap suatu keadaan dan tugas yang biasa. Ross (1937) mengatakan fobia sebagai rasa takut yang khas yang disadari oleh penderita sebagai suatu hal yang tidak masuk akal, tetapi tidak dapat mengatasinya. Dan Errera (1962) menyatakan sebagai rasa takut yang selalu ada terhadap suatu benda atau pendapat yang dalam keadaan biasa tidak menimbulkan rasa takut.
Begitu banyak pendapat tentang fobia, dapat disimpulkan bahwa fobia adalah suatu bentuk rasa takut yang :
1. Tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.
2. Tidak dapat diterangkan atau dijelaskan.
3. Yang khas, yang tidak masuk akal.
4. Tidak dapat diatasi walaupun disadari penderita.
5. Rasa takut secara umum timbul sebagai interaksi dari 3 faktor berikut ini:
6. Secara biologik ditentukan sejak lahir.
7. Bergantung pada proses maturasi.
8. Rasa takut yang berasal dari pembelajaran seseorang dan lingkungan sosial.
9. Rasa takut yang spesifik dapat disebabkan antara lain:
10. pengaruh filogenetik
11. pengaruh keturunan
12. kepribadian
13. pengaruh budaya dan daerah (adat istiadat)
14. trauma dan tekanan
Suatu trauma yang mendadak sering disertai fobia dari benda yang ada hubungannya dengan peristiwa itu. Trauma dapat berupa psikologis atau fisik. Fobia juga mulai setelah adanya tekanan yang umum dalam kehidupan. Sekali fobia telah terjangkit, maka dapat menjalar ke pancaindera lainnya.
B. Penggolongan rasa takut dan fobia menurut L.Marks ( 1969) :
1. Rasa takut yang biasa ( normal fears )
a. Ketakutan anak; takut ditinggal orang tua, suara keras, orang asing, ataupun hewan.
b. Kketakutan orang dewasa; tempat tinggi, tempat gelap, menghadapi ujian dan cukup diatasi dengan penjelasan yang singkat.
2. Rasa takut yang tidak biasa ( abnormal fears / fobia )
a. Fobia terhadap rangsang dari luar antara lain :
1) Agora fobia (fobia paling banyak dialami dan tersulit untuk diatasi dokter)
Membutuhkan perawatan rumah sakit apabila terlalu hebat rasa takutnya sehingga membuat penderita tidak dapat melakukan apapun. Fobia ini sering terjadi pada wanita, biasanya setelah pubertas ( 15-35 tahun ), biasanya ditandai dengan ketakutan untuk pergi sendiri atau tempat ramai (mal).
2) Fobia social
Takut pada aktivitas sosial karena takut akan terjadinya rasa canggung dan cemas pada waktu makan dan minum depan orang lain, berbicara di depan umum maupun dalam bergaul dengan lawan jenis, menggunakan fasilitas umum. Rasa takut ini berlainan dengan rasa takut pada orang banyak seperti agoraphobia dimana takut mengenai sejumlah orang bukan individu yang memperhatikannya seperti fobia sosial. Fobia ini sering dialami oleh remaja baik remaja perempuan dan laki-laki.. Fobia sosial biasanya disertai harga diri yang rendah dan takut untuk dikritik.
3) Fobia hewan (penderita kebanyakan wanita).
4) Fobia khusus (petir, guntur dll).
b. Fobia terhadap rangsangan dari dalam :
1) Fobia terhadap penyakit: rasa takut terhadap penyakit khusus ( kanker, stroke, dll).
2) Fobia obsesif: rasa takut terhadap perasaan sendiri yang disadari oleh penderita namun ia tidak dapat mengatasainya (khawatir menyakiti perasaan orang lain, mengeluarkan kata-kata kotor, berbohong, dll).
C. Adakah Solusi bagi penderita Fobia?
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia, segala tindakan yang ada dilakukan untuk menghilangkan ketakutan, antara lain :
1. Psikoterapi (perorangan maupun berkelompok). Tujuan: memberikan dukungan agar ia dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas dan takutnya.
2. Psikoanalisa. Tujuan: penderita dapat menggali penyebabnya akan tetapi hal ini membutuhkan waktu yang panjang.
3. Desensitisasi: mendekatkan benda atau keadaan yang menakutkan pada penderita mulai dari yang ringan hingga yang paling.
4. Pembanjiran. (kebalikan dengan desensitisasi), dimulai dari yang paling menakutkan hingga yang paling ringan.
5. Terapi Kimiawi: memberikan obat anti cemas (Benzodiazepin) atau penenang ringan tetapi harus sesuai dengan indikasi atau resep dokter.
6. Terapi Relaksasi dan HYPNOSIS atau yang lebih dikenal dengan nama Hypnotherapy. Terapi ini memperkerjakan alam bawah sadar dan mengistirahatkan jiwa sadar.
7. Teknik Persuasi. (Servo Power = pemrograman prestasi, motivasi berkarier; Servo Therapy pemrograman terapi individual; dan Servo Mediator = mediadi konflik). Teknik ini biasa menggunakan kata atau sugesti positif.
D. Istilah – istilah Fobia
1. afrophobia – ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
2. caucasophobia – ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
3. hydrophobia – ketakutan akan air.
4. photophobia – ketakutan akan cahaya.
5. antlophobia – takut akan banjir.
6. cenophobia – takut akan ruangan yang kosong.
7. hyperphobia – takut akan ketinggian.
8. bibliophobia – takut pada buku.
9. dendrophobia – takut pada pohon.
10. ecclesophobia – takut pada gereja.
11. felinophobia – takut akan kucing.
12. genuphobia – takut akan lutut.
13. japanophobia – ketakutan akan orang jepang.
14. lyghopobia – ketakutan akan kegelapan.
15. necrophobia – takut akan kematian.
16. panophobia – takut akan segalanya.
17. rhanidaphobia – takut pada katak.
18. schlionophobia – takut pada sekolah.
19. uranophobia – ketakutan akan surga.
20. venustraphobia – takut pada perempuan yang cantik.
21. xanthophobia – ketakutan pada warna kuning.
E. Sembuhkan Fobia Dalam Waktu Cepat
Dibanding metode psikoterapi yang lain, hipnoterapi merupakan metode yang paling cepat dalam menyembuhkan fobia. Untuk sebagian besar kasus fobia yang kami tangani, fobia bukanlah masalah yang sulit diatasi dengan hipnoterapi. Sebagian besar fobia bisa disembuhkan dalam waktu satu jam saja. Kesembuhan tersebut pun bertahan lama atau permanen.
Fobia adalah rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian tertentu, yang ditandai dengan keinginan untuk selalu menghindari sesuatu yang ditakuti itu. Perbedaan fobia dengan rasa takut biasa adalah sesuatu yang ditakuti oleh penderita fobia biasanya bukanlah obyek yang menakutkan bagi sebagian besar orang normal.
Apabila penderita fobia secara tidak sengaja atau terpaksa bersinggungan dengan obyek yang ditakuti, maka akan terjadi reaksi panik, cemas, gemetar, nafas pendek dan cepat, jantung berdebar, keringat dingin, ingin muntah, kepala pusing, badan lemas, tidak mampu bergerak, atau bahkan sampai pingsan.
Pada kasus fobia yang lebih parah, gejala kecemasan yang sangat hebat selalu menyertai penderita. Penderita akan terus-menerus merasa takut walaupun disekitarnya tidak ada obyek yang ditakutinya. Perasaan cemas bisa muncul hanya dengan membayangkan atau mengingat obyek yang ditakuti.
Sebagian besar penderita fobia menyembunyikan ketakutannya, atau tidak berterus terang kepada orang lain soal rasa takutnya yang tak wajar karena takut dianggap gila atau sakit jiwa oleh orang lain. Sebenarnya fobia bukanlah gangguan mental yang serius, orang yang menderita fobia tetap bisa beraktivitas normal dengan cara menghindari sumber rasa takutnya.
Fobia terjadi karena pikiran bawah sadar kita salah memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan fobia. Jadi tidak perlu malu atau merasa rendah diri apabila Anda menderita fobia. Mungkin Anda tidak tahu apa yang menyebabkan fobia Anda. Dengan hipnoterapi, Anda bisa mengetahui penyebab sekaligus menyembuhkan fobia dengan mudah dan cepat.
Dengan hipnoterapi, Anda akan dibimbing untuk menemukan penyebab fobianya, kemudian dilakukan pembelajaran ulang atas peristiwa penyebab fobia tersebut. Dengan pemahaman yang baru mengenai peristiwa traumatis tersebut, maka fobia akan sembuh seketika dan tidak kambuh dalam waktu yang sangat lama atau bahkan selamanya.
Banyak penderita fobia yang enggan pergi ke para ahli untuk mengikuti terapi karena takut harus bersinggungan dengan obyek yang ditakuti. Namun Anda perlu tahu bahwa dalam hipnoterapi Anda tidak akan diminta berhadapan dengan obyek yang Anda takuti kalau Anda masih merasa takut. Anda tidak akan "dipaksa" untuk melawan rasa takut.
Ada ratusan, bahkan mungkin ratusan jenis fobia dengan nama-nama latin yang berbeda dan sulit diingat. Namun bagi kami, mengetahui nama fobia bukanlah hal yang penting. Kami sering menyembuhkan fobia tanpa mengetahui nama fobia tersebut. Kami tidak tertarik untuk menamai masalah. Kami hanya tertarik untuk menghilangkan masalah itu secepat mungkin.
Apapun jenis fobia yang diderita, fobia selalu punya pola-pola tertentu. Dengan kata lain, meskipun tampak dalam bentuk yang berbeda-beda semua fobia adalah sama, dan cara terapinya pun hampir sama. Dengan teknik terapi yang kami tekuni, kami bisa membantu menyembuhkan apapun fobia atau ketakutan Anda.
BAB III
WAWANCARA DAN OBSERVASI
(FELINOPHOBIA)
A. SEKILAS TENTANG FELINOPHOBIA
Felinophobia, juga dikenal sebagai Ailurophobia, Elurophobia, Galeophobia, dan Gatophobia. Felinophobia adalah reaksi tak wajar dan rasa takut berlebihan terhadap kucing, seringkali dengan diikutin beberapa alasan pembenaran dari subjectnya. Bagi orang dewasa, sebagian dapat menyadari ketidakwajaran ini. Sayangnya mereka masih cenderung memikirkan saat - saat terjebak dan harus berhadapan dengan kucing. Selanjutnya mengalami kegelisahan yang hebat.
Felinophobia seringkali menyebabkan timbulnya sesak nafas, pusing-pusing di kepala, keringat berlebihan, rasa muak, mulut kering, gemetar, jantung berdebar, gagap dan gugup, hingga sampai tahap kehilangan kontrol.
Banyak orang mengembangkan phobia-phobia terhadap banyak hal lainnya, seperti kegelapan, situasi sosial, laba-laba hingga darah.Dalam banyak referensi disebutkan bahwasanya pengobatan tercepat dapat dilakukan dengan metode hypnotherapy.
B. WAWANCARA
1. Identitas :
a. Nama : UC (Inisial)
b. Kelamin : Perempuan
c. Umur : 24 Tahun
d. Pekerjaan : Mahasiswi
2. Hasil Wawancara (Rekaman Terlampir Berupa Compact Disk/Cd) :
a. Pewawancara : Selamat Pagi Kak?
Yang diwawancarai : Pagi..!!!
b. Pewawancara : Bisa saya bertanya sebentar?
Yang diwawancarai : Iya, silahkan dek, kenapa??
c. Pewawancara : Anda tau tidak apa itu Fobia?
Yang diwawancarai : Tau sedikit, tapi Cuma gambaran secara umum saja.
d. Pewawancara : Baiklah, saya akan jelaskan sedikit tentang fobia, fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu hal atau fenomena maksudnya ketakutan yang tidak beralasan, apakah anda mempunyai gangguan tersebut??
Yang diwawancarai : Oh.. Iya, saya sangat takut dengan kucing.
e. Pewawancara : Ok.. saya ingin bertanya sedikit tentang fobia yang anda alami?? Kenapa anda takut pada kucing??
Yang diwawancarai : Saya takut mungkin karena trauma masa kecil, saya pernah injak ekornya kemudian saya digigitnya, sejak itu saya sangat takut pada kucing.
f. Pewawancara : Kalau terhadap kucing yang cantik atau bersih, apakah anda juga takut??
Yang diwawancarai : Pokoknya terhadap semua kucing saya takut..!!!
g. Pewawancara : Sejak kapan anda takut??
Yang diwawancarai : Sejak Kelas Satu SMP..!! sejak itu saya takut terhadap kucing sampai sekarang.
h. Pewawancara : Bagaimana jika ada seekor kucing yang datang didekat anda?
Yang diwawancarai : Pokok saya berusaha mungkin untuk menghindar dan menjauhinya.
i. Pewawancara : Kira-kira dari jarak berapa anda melihat kucing kemudian anda menghindar?
Yang diwawancarai : Asalkan saya melihat kucing saya langsung menghindar, walaupun sejauh bagaimana.
j. Pewawancara : Ada tidak keinginan untuk menghilangkan gangguan tersebut?
Yang diwawancarai : Yang pastinya ada, tapi saya merasa sangat sulit untuk di hilangkan.
k. Pewawancara : Terima kasih atas waktu yang diberikan kepada saya!!!
Yang diwawancarai : Sama-sama.
C. OBSERVASI
Hasil Observasi terhadap yang diwawancarai :
1. Menggunakan baju warna ungu
2. Matanya agak bulat
3. Alisnya tebal
4. Hidungnya mancung
5. Bibirnya tipis
6. Kulitnya sawo matang
7. Dagunya runcing
8. Rambutnya hitam, lurus, panjangnya sebahu
9. Mengankan jepitan rambut
10. Mengenakan celana pendek dengan motif bunga
11. Tingginya kurang lebih 156 cm
12. Pada saat awal observasi objek matanya sering melirik kekanan dan kekiri.
13. Pada saat di Tanya tentang fobianya terhadap kucing bahunya terangkat sedikit, kedua lengan tangan merapat kedepan dada, jari tangannya menggenggam, mata mengecil, bibirnya tebuka dan bergetar, antara gigi atas dan bawah terlihat merapat, kemudian berbicara dan menjelaskan gangguan yang dialaminya, pada saat itu kemudian dijidadnya terlihat basah karena keringat.
14. Terkadang objek menggaruk kepalanya.
15. Pada saat ditanyakan “Ada tidak keinginan untuk menghilangkan gangguan tersebut” bibirnya tertutup rapat, matanya mengecil dan jidatnya mengkerut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar