Persepsi Sosial
• Persepsi terhadap orang lain
• Faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap orang lain
• Aribusi
• Presentasi diri di depan orang lain
Bab Ini bertujuan memperkenalkan tentang :
• Bagaimana proses individu di dalam pemahaman lingkungan sosialnya.
• Bagaimana individu mengenal dan memahami orang lain.
• Faktor apa yang membuat orang terkesan pada orang lain.
• Atribusi : bagaimana orang memahami penyebab terjadinya perilaku seseorang
• Bagaimana orang mempresentasikan dirinya agar memberi kesan tertentu pada orang lain
Persepsi terhadap orang lain :
• Wujud hubungan sosial kita dengan seseorang sangat tergantung bagaimana kesan kita terhadap orang lain.
• Jika kita bertemu dengan seseorang dan kemudian memperoleh kesan positif, biasa akan timbul minat untuk melanjutkan hubungan lebih lanjut.
• Jika kita mempunyai kesan yang negatif terhadap orang yang baru kita temui, kecil kemungkinan untuk mau membangun hubungan yang permanen.
• Bertemu dengan orang yang yang menyenangkan tentu akan membuat interaksi sosial kita menjadi lebih hangat dan memuaskan.
• Faktor apakah yang yang mempengaruhi kesan kita terhadap orang lain ?
Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi sosial :
• Kesan yang terbentuk dalam pikiran seseorang di saat pertama kali berjumpa dengan orang lain ditentukan oleh berbagai hal, yaitu :
1. Ciri ciri penampilan fisik ( fisikal attractiveness ) meliputi :
• Penampilan fisik akan menentukan bagaimana persepsi kita terhadap orang lain. Penampilan fisik ini berakar pada :
• Wajah (menarik / tdk menarik)
• Bgm cara berpakaian, bahan, model, cara memakainya
• Postur tubuh, make up, potongan gaya rambut
• Assesories yang dikenakan
2. Ciri ciri sosial demografik (social demographic characteristic ) meliputi :
• Jenis Kelamin : umumnya perempuan dinilai lebih rendah kemampuannya dibanding laki-laki dalam pekerjaan tertentu. (lihat penelitian Goldberg 1968).
• Suku / Ras / Etnis : Suatu hari kita diminta unt bertemu dengan orang yang bernama Situmorang yang berasal dari Batak karo, dan pada hari lain kita diminta bertemu dengan Widodo Rahardjo yang berasal dari Solo Jawa tengah. Biasanya sebelum kita bertemu kita membayangkan seperti apa sifat/karakter rang yang akan kita jumpai. Dalam persepsi kita ada perbedaan sifat antra orang yang berbeda suku.
• Status Sosial Ekonomi meliputi : Social economic performance (penampilan berdasar persepsi status sosial ekonomi) sering menjebak penilaian terhadap orang lain). Social economic performance ini biasanya dilihat/dinilai dari penampilan luaran. Mis, tongkrongannya, style pergaulannya, fashion, assesories, pekerjaan dll.
3. Komunikasi non verbal ( non communication verbal skill management ) : Kesan terhadap orang lain ikut ditentukan oleh komunikasi non verbal seperti :
• Ekpresi wajah (wajah adalah ekpresi kejiwaan)
• Gerakan tubuh/tangan/ gerak mata
• Intonasi suara
• Kontak pandangan mata
Dari komunikasi non verbal kita bisa menarik kesan tentang kondisi emosi, watak kepribadian dan kejujuran seseorang
Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor disposisional (faktor dalam/internal), misalnya sifat, karakter, sikap dsb, ataukah disebabkan oleh keadaan ekternal, misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan tertentu.
Konformitas. Definisi Konformitas adalah :
• Sikap patuh tetapi lebih kepada mengalah atau mengikuti tekanan dari kelompok
• Perilaku seseorang yang sama ( seragam ) dengan perilaku orang lain atau perilaku kelompoknya
• Definisi konformitas mengandung tiga hal, yaitu : patuh, perceived group pressure, dan subjek tidak diminta untuk patuh.
Jadi apabila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut dikatakan konformitas.
Sebab konformitas :
Menurut morton deutch dan harold gerald ( 1995 ) :
• Informational influence
Bahwa kelompok merupakan presentasi fakta atau pengetahuan tentang situasi. Kelompok merupakan sumber informasi yang objektif.
• Normative
tekanan untuk mengikuti kelompok
tekanan sosial berasal dari norma norma kelompok, seperti loyalitas, solidaritas.
ingin mencapai seperti anggota kelompok
tidak ingin kelihatan berbeda
• Self categorization ( Dominic abrams & michael Hogg, 1990 )
Usaha untuk memelihara konsep atau identitas diri sebagai anggota kelompok
Respon non conformity
terdapat dua respon non conformity, yaitu :
• Independence
tingkah laku “tidak responsif” terhadap kelompok
Tingkah laku bebas dari norma norma kelompok
• Anti conformity atau counterconformity
Oposisi yang konsisten terhadap norma kelompok
Dilakukan anti konformis untuk memelihara konsep diri mereka
Faktor faktor yang mempengaruhi konformitas
• Ukuran kelompok
pengaruh menguat
makin banyak anggota yang “rela” patuh pada norma kelompok
• Unanimous
kelompok sepakat atau kelompok tidak saling berbeda pendapat, misalnya : parpol, MPR / DPR
Perbedaan individual dalam konformitas
• Non conformist
Independent, efektif secara intelektual , egostrength kuat, kepemimpinan dan hubungan social baik, tidak rendah diri, rigid, otoriter
• Orang yang konform
memiliki need for affiliation yang besar ( mc ghee & Trevan, 1967 )
Mengandalkan kelompok sebagai sumber informasi mereka ( Champbel , 1986 )
self blame, ragu
a. Pengertian Hubungan Sosial
Adalah : Suatu kegiatan yang menghubungkan kepentingan antarindividu, individu dengan kelompok atau antar kelompok yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menciptakan rasa saling pengertian dan kerja sama yang cukup tinggi, keakraban, keramahan, serta menunjang tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Contoh hubungan sosial
Adalah gotong royong, kepekaan sosial.
Dalam Sosiologi, interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi[1] baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.
Suatu interseksi terbentuk melalui interaksi sosial atau pergaulan yang intensif dari anggota-anggotanya melalui sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah. Dalam memanfaatkan sarana-sarana interseksi sosial itu, anggota masyarakat dari latar belakang ras, agama, suku, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, atau keturunan berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu atau menjadi penganut agama tertentu.
Meningkatkan solidaritas
Akibat dari pembentukan kelompok sosial dari seksi yang berbeda-beda adalah semakin kuatnya hubungan atau ikatan antaranggota sambil untuk sementara mengabaikan perbedaan-perbedaan horizontal maupun vertikal di antara mereka. Dengan demikian, diferensiasi di dalam masyarakat menjadi hal yang diangap wajar karena mereka dapat saling bergaul intensif dan saling memaklumi hal-hal tertentu. Selain itu, interseksi dapat menghasilkan kelompok sosial baru dengan kriteria yang baru pula, misalnya para pengguna Wikipedia akan mengabaikan perbedaan yang menyangkut suku, ras, dan agama yang mereka anut ketika berkumpul dengan kelompoknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar