Proses Belajar


Belajar adalah perubahan relatif yang menetap pada perilaku yang disebabkan oleh pengalaman. Orang yang melakukan proses belajar tidak hanya membutuhkan pengalaman secara langsung, kita bisa saja belajar dengan mengobservasi peristiwa yang disebabkan oleh orang lain. Kita belajar bahkan ketika kita tidak mencoba ; konsumen mengenali kembali banyak nama merek dan mereka bisa menyanyikan sebuah jingle produk, contohnya, bahkan untuk produk mereka sendiri  yang tidak digunakan.
Psikolog yang mempelajari proses belajar telah mengajukan beberapa teori untuk menjelaskan proses belajar. Teori ini difokuskan pada hubungan sederhana stimulus-respon (teori behavior) untuk perspektif yang memandang konsumen sebagai masalah yang kompleks yang mempelajari peraturan abstrak dan konsep dari observasi lainnya (teori kognitif). Mengerti teori ini sangat penting untuk pemasar yang baik, karena prinsip dasar belajar adalah hati yang digunakan dalam pengambilan keputusan ketika berbelanja.

v  Teori belajar behavior
Teori belajar behavior mengasumsikan bahwa belajar merupakan hasil dari respon pada peristiwa eksternal. Psikolog yang menyumbangkan pandangan yang tidak focus pada proses berfikir internal.
Generalisasi stimulus
Generalisasi stimulus menunjuk pada kecenderungan dari stimulus yang sama pada kondisi stimulus  yang timbul bersamaan, respon yang dikondisikan (condition respon). Seseorang juga bereaksi pada hal lain, stimulus yang sama banyaknya cara yang mereka respon pada stimulus asli, generalisasi ini disebut halo efek.
Diskriminasi stimulus
Diskriminasi stimulus terjadi ketika suatu uncondition stimulus (stimulus yang tidak dikondisikan) tidak mengikuti stimulus yang sama pada condition stimulus (stimulus yang dikondisikan). Ketika ini terjadi, reaksinya melemah dan akan menghilang. Bagian dari proses belajar memerlukan pembuatan respon pada beberapa stimulus tapi  tidak pada yang lain, harus pada stimulus yang sama. Penciptaan merk terbaik biasanya membujuk konsumen untuk tidak membeli “imitasi murah” karena hasilnya tidak akan seperti apa yang mereka kira.



CLASSICAL CONDITIONING
Classical conditioning terjadi ketika stimulus yang terpancing sebuah respon dihubungkan dengan stimulus lain yang secara inisial tidak terpancing sebuah respon terhadap dirinya sendiri. Dari waktu ke waktu, stimulus kedua ini menyebabkan sebuah respon yang sama karena kita mengasosiasikannya dengan stimulus pertama.
Ivan Pavlov, seorang psikolog Rusia melakukan penelitian pada pencernaan binatang, demonstrasi pertama dari fenomena ini dilakukan pada anjing. Pavlov membuat sebuah kondisi klasikal yang dikondisikan dengan mempelajari penerimaan stimulus netral (bell) dengan stimulus yang diketahui penyebabnya berasal dari respon anjing. Hal ini disebut sebagai unconditioned stimulus (UCS) karena itu terjadi secara alami tanpa adanya penyebab dari respon. Lama kelamaan, bel yang diberikan kepada anjing akan menjadi conditioned stimulus (CS), dimana conditioned stimulus tidak terjadi secara alami, melainkan terjadi karena dikondisikan. Dengan kata lain, ada peran respon dalam conditioned stimulus, tidak seperti unconditioned stimulus yang terjadi secara alami.
Repetisi
Efek pengkondisian terjadi kurang lebih seperti setelah  dikondisikan/conditioned (CS) dan tidak dikondisikan/unconditioned (UCS) stimulus telah menerima sejumlah waktu. Efek berulang mengubah kekuatan dari asosiasi stimulus-respon dan pencegahan efek akan berakibat pada asosiasi memori yang buruk. Penelitian baru-baru ini menandakan bahwa interval antara adanya kemungkinan mempengaruhi keefektifan dari strategi sebaik tipe medium yang digunakan, strategi repetisi yang lebih efektif  rupanya menjadi kombinasi dari kesenjangan pertunjukan alternative pada istilah media yang lebih dan kurangnya diikutsertakan, seperti komplemen iklan televisi oleh media cetak.

APLIKASI PEMASARAN DARI PRINSIP BELAJAR BEHAVIORAL
Banyak strategi pemasaran berfokus pada perusahaan yang menghubungkan antara stimulus dan respon. Prinsip belajar behavioral digunakan pada fenomena banyaknya konsumen, mengurutkan pada kreasi perbedaan merk untuk menerima hubungan antara produk dan kebutuhan pokok.
Aplikasi pemasaran pada repetisi
Satu penelitian iklan membantah bahwa segala hal lebih penting dari tiga penerangan komunikasi pemasaran yang disia-siakan. Penerangan pertama mendemostrasikan produk pada konsumen, demostrasi kedua yang produk direlevansikan pada konsumen, dan layanan ketiga membuka layanan costumer service bagi konsumen mengenai produk yang dipasarkan. Bagaimanapun, bahkan bare-bones ini mendekati implikasi tersirat yang repetisinya membutuhkan untuk memastikan bahwa konsumen sebenarnya dibuka ke (dan memproses) pesan setidaknya tiga kali.
Sebaliknya, hal itu mungkin sudah terlalu banyak pikiran yang bagus. Konsumen bisa jadi digunakan untuk mendengar atau melihat pemasaran stimulus yang mereka tidak membayar lebih untuk memperhatikannya. Bermacam-macam cara yang merupakan dasar pesan yang diadakan untuk melonggarkan masalah ini, mengetahui sebagai adversiting wear-out.
Aplikasi pemasaran pada asosiasi produk yang dikondisikan
Iklan seringkali berpasangan dengan prodak yang memiliki stimulus positif untuk memmbuat sebuah asosiasi yang diinginkan.aspek yang bervariasi dari pesan pemasaran, seperti musik, humor, atau perbandingan, bisa mempengaruhi pengkondisian.

Aplikasi pemasaran dari generalisasi stimulus
Proses generalisasi stimulus sering dipusatkan pada keputusan pelabelan dan pengemasan itu yang berusaha menggunakan modal pada pemikiran positif konsumen dengan model ternama atau nama sebuah perusahaan. Nilai pemasaran dari stimulus yang dibentuk dengan jelas, mendemonstrasikan universitas dengan memenangkan regu olahraga, dimana para penggemar setia mengambil dengan sesegera mungkin mendapatkan merchandise, dari pakaian ke perlengkapan kamar mandi, dengan mengharumkan nama sekolah. Strategi mendasar pada generalisasi stimulus meliputi beberapa hal sebagai berikut :
  • Merek yang dibuat sendiri : berbagai produk yang dibuat sendiri biasanya membuat merek sendiri dari nama perusahaannya.
  • Garis eksistensi produk : produk yang dihubungkan dan ditambahkan pada merek tersendiri.
  • Perizinan : dikenal dengan nama “sewaan” oleh orang lain. Siasat ini meningkat sebagai pemasar yang berusaha mencari link ke orang lain untuk memasarkan produk mereka dan ke pelayanan-pelayanan dengan merk yang memiliki tempat paling berpengaruh dimata konsumen.
  • Sama seperti pengepakan : khusus mengepak desain yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki hubungan yang kuat dengan merk tertentu.
Aplikasi Pemasaran pada Pendeskriminasian Stimulus
Penekanan pada kata produk yang khusus berhadap-hadapan dengan aspek kompetitor yang memiliki posisi penting, dimana konsumen belajar untuk membedakan merk dari kompetitornya. Ini tidak selalu menjadi tugas yang mudah, khususnya pada kategori produk dimana nama merk alternatif terlihat dan terdengar sama.
INSTRUMENTAL CONDITIONING
Instrumenral conditioning, juga dikenal sebagai operant conditioning, yang terjadi dengan sendirinya sebagai kebiasaan belajar dalam memproduksi hasil atau sesuatu yang positif dan menghindari hasil yang negatif. Proses belajar ini erat hubungannya dengan psikolog B. F. Skinner, yang mendemonstrasikan efek instrumental conditioning dengan mengajar merpati dan hewan lainnya menari, memainkan ping-pong, dan mengadakan aktifitas lain yang secara sistematis memeberi penghargaan pada mereka untuk menginginkan kebiasaan. Sedangkan, tanggapan classical conditioning tanpa disengaja dan agak sederhana, mereka yang berada pada instrumental conditioning dibuat secara bebas, memperoleh tujuan, dan mungkin lebih rumit.
Instrumental conditioning terjadi pada salah satu dari tiga jalan yang ada. Bila lingkungan menyediakan reinforcement positif dalam wujud hadiah (reward), stimulus diperkuat dengan kelakukan yang tepat telah dipelajari. Reinforcement negatif juga memperkuat stimulus sehingga kelakuan yang telah dipelajari. Perusahaan minyak wangi bisa menunjukkan bahwa seorang wanita yang tinggal di rumahnya sendiri ketika malam minggu, itu menandakan karena dia tidak memakai minyak wangi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

APLIKASI PEMASARAN PADA PRINSIP KONDISI INSTRUMENTAL
Prinsip instrumental conditioning di tempat kerja bila konsumen diberi hadiah atau diberi hukuman untuk mengambil sebuah keputusan. Orang-orang bisnis secara berangsur-angsur mengubah kelakuan konsumen dan menguatkan kelakuannya untuk melakukan aksi-aksi yang tepat dalam pengambilan keputusan konsumen.
Penggunaan reinforcement (penguat)
Pemasar punya banyak jalan untuk memperkuat perilaku konsumen, antara pengucapan terima kasih yang sederhana setelah membeli produk ke pemotongan harga produk yang paling penting dan mengikuti panggilan telepon.
Frekuensi pemasaran
Teknik terkenal yang diketahui sebagai pemberian frekuensi pemasaran dengan memberikan mereka hadiah dengan menambah nilai itu bersaaan dengan pembelian. Maskapai penerbangan mepelopori siasat pengetahuan instrumental ini bila memperkenalkan “pilot berpengalaman” di program pada awal 1980 untuk menghadiahkan pelanggan setia.

v  Teori Belajar Kognitif
Berlawanan dengan teori behavioral, teori kognitif mendekati penekanan tentang pentingnya proses mental internal. Perspektif ini melihat orang sebagai penerimaan masalah yang selalu menggunakan informasi dari dunia mereka pada pokok dari lingkungan mereka. Pendukung ini juga melihat penekanan peranan kreatifitas dan kepandaian untuk memahami sepanjang proses belajar.

OBSERVATIONAL LEARNING
Observational learning terjadi bila seseorang menonton aksi lain dan memperhatikan reinforcement yang mereka terima untuk pembelajaran behavior mereka yang terjadi sebagai perwakilan dari pengalaman langsung. Tipe belajar ini merupakan proses yang kompleks, seseorang memasukkan observasi ini ke dalam memori sebagai pengakumulasian pengetahuan, mungkin menggunakan informasi ini pada poin selanjutnya untuk mewakili perilakunya sendiri. Proses ini ditiru dari perilaku orang lain yang disebut modelling.

APLIKASI PEMASARAN PADA PRINSIP BELAJAR KOGNITIF
Kemampuan mempelajari secara mendetail bagaimana mengambil perhatian para konsumen sehingga pemasar lebih mudah untuk memasarkan produknya. Karena seseorang tidak memiliki penguat untuk aksi mereka, pemasar tidak perlu harus benar-benar memberikan hadiah atau hukuman pada mereka untuk perilaku biasanya. Bahkan, mereka dapat mempertunjukkan apa yang terjadi pada model yang diinginkan dengan menggunakan atau tidak menggunakan produk mereka, konsumen itu cerdas dan akan selalu termotivasi untuk meniru aksi ini lain waktu. Evaluasi konsumen dari mereka yang menjadi model keluar dari hubungan stimulus respon yang sederhana.

v  Peran Memori dalam Belajar
Memori meliputi proses memperoleh dan menyimpan informasi dari waktu ke waktu sehingga informasi akan tersedia bila diperlukan. Jaman terdekat yang mempelajari memori erat kaitannya dengan pemrosesan informasi. Mereka berasumsi bahwa pikiran dalam beberapa hal seperti komputer: data yang dimasukkan, diproses, dan dihasilkan yang nantinya digunakan untuk meninjau kembali sebuah bentuk. Pada tingkatan pengkodean, informasi masuk ke dalam suatu sistem cara yang akan dikenali. Pada tingkatan penyimpanan, kita menggabungkan pengetahuan seseorang dengan apa yang telah disimpan dalam memori dan "gudang" ini sampai diperlukan. Selama proses pemanggilan ulang, seseorang mengakses suatu informasi yang dia inginkan untuk dikeluarkan.
Banyak pengalaman yang kami simpan dalam kepala kami, dan mereka  mungkin menemukannya dalam beberapa tahun kemudian jika dirangsang oleh sesuatu yang tepat. Pemasar yang bergantung pada konsumen menahan informasi mereka tentang perolehan produk dan beberapa pelayanan, mempercayai bahwa hal itu akan diterapkan pada situasi dimana mereka harus membuat keputusan untuk membeli. Sepanjang proses pengambilan keputusan konsumen, ingatan internal dikombinasikan dengan ingatan eksternal, termasuk semua produk secara terperinci dan stimuli pemasaran lain yang ditunjukkan pada produk alternatif yang telah teridentifikasi dan dievaluasi.

PENGKODEAN INFORMASI PADA PENGULANGAN BERIKUTNYA
Cara informasi yang dikodekan,  atau secara mental diprogramkan, membantu dalam menentukan bagaimana kode tersebut  akan terwakili dalam memori. Secara umum, data yang kami masukkan tergabung dengan informasi lain yang telah ada dalam memori yang diubah dengan penyimpanan yang jauh lebih baik.
Maksud dari tipe memori
Konsumen mungkin memproses stimulus secara sederhana dalam hubungannya dengan maksud sensori, seperti warna atau bentuk. Ketika hal ini terjadi, suatu arti mungkin mengaktifkan stimulus bila melihat gambar. Kita mungkin merasa kenal dengan pengalaman dengan melihat makanan cemilan yang baru, dan kita tentu akan mencobanya. Dalam banyak kesempatan, walaupun, kita mengkodekan sebuah arti pada beberapa tingkatan abstrak. Arti semantik mengatu pada persatuan simbolis, seperti pemikiran bahwa orang kaya selalu meminum sampanye atau bahwa wanita fashionable memiliki tindik di pusar mereka.
Relevansi pribadi
Memori episodik terdakang berhubungan dengan perinstiwa yang sesuai dengan pribadi seseorang. Sebagai hasilnya, motivasi seseorang tertahan pada memori ini yang mungkin akan kuat. Sebuah pasangan seringkali memiliki “lagu mereka” yang mengingatkan mereka pada kencan pertama atau pernikahan mereka. Beberapa persatuan khusus yang berhubungan disebut memori flashbulb. Dan memanggil ulang masa lalu mungkin berpengaruh pada masa depan.

SISTEM MEMORI
Menurut perspektif proses informasi, ada tiga sistem berbeda dalam memori : memori sensoris, ingatan jangka pendek (STM), dan ingatan jangka panjang (LTM). Masing-masing memegang peranan dalam memproses informasi dalam otak.
Memori sensoris
Memori sensoris berhubungan dengan penyimpanan informasi yang diterima oleh indera. Penyimpanan ini bersifat sementara, paling lama bertahan selama setengah menit atau 30 detik. Untuk memproses lebih lanjut informasi yang masuk dalam memori, informasi akan melewati memori sensoris dan dialihkan ke ingatan jangka pendek.
Ingatan Jangka Pendek
Ingatan jangka pendek (STM) juga menyimpan informasi untuk periode waktu yang terbatas, dan memiliki kapasitas terbatas. Seperti komputer, sistem ini dapat dipandang sebagai ingatan bekerja, yang memegang informasi yang sedang di proses. Pemasukan secara lisan mungkin tersedia secara akustik (dalam kaitannya dengan bagaimana dibunyikan) atau secara semantik (dalam kaitannya dengan apa maksudnya).
Ingatan jangka panjang
Ingatan jangka panjang (LTM) merupakan sistem yang mengizinkan kita menaruh informasi dalam memori untuk periode yang sangat lama. Pengulangan informasi secara terus-menerus dibutuhkan dalam ingatan jangka panjang daripada ingatan jangka pendek. Proses ini meliputi berfikir tentang arti stimulus dan hubungannya dengan informasi lain yang telah ada dalam memori. Pemsar terkadang membantu proses pemikiran ini dengan slogan atau jingle konsumen yang diulang sendiri.

PENYIMPANAN INFORMASI DALAM MEMORI
Perspektif tradisional, dikenal sebagai multiple-store, yang berasumsi bahwa STM dan LTM merupakan sistem yang terpisah. Penelitian terakhir telah melenceng jauh dari perbedaan dari perbedaan antara kedua tipe ingatan, malah saling menekan ketergantugan sistem satu sama lain. Cara kerja proses ini tergantung pada sifat alami, pada tingkatan berbeda pada proses ini terjadi yang mengaktifkan beberapa aspek memori daripada yang lain. Kebanyakan usaha ini mengambil proses informasi (sering disebut “proses mendalam”), yang lebih seperti informasi tersebut akan di tempatkan pada ingatan jangka panjang.
Jaringan Asosiatif
Pengaktifan model yang menyarankan datangnya informasi yang tersedia pada jaringan asosiatif yang berisi banyak sedikitnya hubungan informasi yang diorganisir mengarah ke satu hubungan. Konsumen telah mengorganisir konsep sistem yang berkenaan dengan merk, pabrikan, dan penyimpanan.

PENGULANGAN INFORMASI PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN
Proses pemanggilan kembali untuk menguatkan ingatan memori jangka panjang.sebagai bukti contohnya pada ketenaran pertunjukan TV “Who Want To Be A Millionaire?” dan games ”trivial pursuit” orang punya kuantitas terbesar pada informasi yang tersedia di kepala mereka yang tidak harus tersedia ketika dibutuhkan. Meskipun kebanyakan dari informasi yang masukke dalam ingatan jangka panjang tidak menghilang, hal itu mungkin sulit atau tidak mungkin ada kalau tidak disajikan secara tepat.
Faktor yang mempengaruhi pemanggilan ulang
Perbedaan kemampuan peanggilan ulang dipengaruhi oleh faktor fisiologis.beberapa orang dewasa secara konsisten menampilkan kemampuan mengingat kembali pada item seperti instruksi pencegahan narkoba,walaupun mereka mungkin memanggil ulang peristiwa yang terjadi pada mereka saat mereka masih muda dengan sangat jernih.
Keadaan pemanggilan ulang tergantung
Pada proses yang disebut pemnggilan ulang,seseorang mampu lebih baik untuk mengakses informasi jika keadaan internal mereka sama ketika mengingat kembali informasi yang telah mereka pelajari. Fenomena ini disebut mood congruent effect, hasrat terendah yang mempertemukan konsumen dengan keadaan fikiran ketika perencanaan pembelian kekomunikasi pemasaran. Konsumen mengingat sebanyak mungkin untuk melakukan proses pemanggilan ulang.
Keakraban dan pemanggilan ulang
Pada umumnya, mengutamakan keakraban dengan memperbesar hal yang akan diingat kembali.tentu saja ini adalah salah satu tujuan mendasar bagi pemasar yang mencoba membuat dan memelihara keeksistensian prodak mereka.banyak pengalaman konsumen dengan sebuah prodak yang jauh lebih baik yang konsumen gunakan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUPA
Awal teori memori menganggap bahwa memori sederhana menghilang seiring dengan berlalunya waktu. Lupa juga terjadi campur tangan sebagai informasi yang telah dipelajari, ini salah satu informasi awal. Konsumen mungkin melupakan stimulus respon jika mereka kemudian mempelajari hal baru yang sama atau mirip dengan stimulus yang diproses sebagai campur tangan dalam mempengaruhi stimulus.

PRODUK SEBAGAI PENANDA INGATAN
Produk dan suatu pemberitahuan bisa dengan sendirinya bertindak sebagai penentu pemanggilan kembali yang sangat kuat. Tentu saha, tiga tipe seperti ini dinilai oleh mayoritas konsumen mebel, seni visual, dan foto-foto. Sebagai pelengkap yang bias menjelaskan hal ini adalah kemampuan memilih barang dengan mengingat kenangan masa lalu. Peneliti menemukan hal teersebut, termasuk yang berhubungan dengan pengalaman sendiri, teman-teman dan orang-orang yang dicintai, dan menjauh dari orang tua dan mantan pacar.
KEKUATAN PEMASARAN PADA NOSTALGIA
Kita dapat menggambarkan nostalgia sebagai emosi suka dan duka, masa lalu yang dilihat dengan dua hal, kesedihan dan keinginan. Acuan pada “hari tua yang indah” makin bertambah biasa, sebagai hubungan yang akan memanggil kembali kenangan pada masa muda dan berharap perasaan ini akan menjelaskan mengapa reuni akan menjadi sebuah peristiwa yang sangat besar, kira-kira 22 juta orang amerika menghadiri acara reuni tiap tahun. Stimulus terkadang dapat membuat respon melemah bahkan tahun setelahnya yang awalnya diterima, suatu efek diketahui sebagai pemulihan spontan, dan hal ini menghadirkan kembali hubungan yang mungkin menjelaskan reaksi rindu konsumen terhadap lagu atau membuka gambar-gambar masa lampau.
Ingatan dan Pilihan yang berhubungan dengan Keindahan
Sebagai tambahan terhadap ketertarikan akan pemberitahuan dan produk yang mengingatkan kita dari sesuatu yang kita lewatkan, pengalaman yang kita lewatkan juga membantu kea rah yang akan menentukan apakah kami menyukai sebuah produk sekarang. Peneliti konsumen telah menciptakan suatu indeks nostalgia yang mengukur berbagai zaman kritis selama yang memungkinkan untuk dipilih, menjadi sebuah bentuk yang akan dijalani dari waktu ke waktu.

UKURAN MEMORI PADA STIMULUS PEMASARAN
Karena pemasar membayar banyak uang pada kios yang mereka sewa untuk menarik konsumen, konsumen secara alami akan menilai dan mengingat pesan apa yang disampaikan dari pemasar ketika sedang memasarkan barangnya. Tampaknya, para pemasar memiliki alasan yang baik untuk hal tersebut. Pada satu pembelajaran, lebih sedikitnya 40 persen penonton televii menjadikan lapangan golf positif diantara pesan-pesan komersil dan produk yang sesuai, hanya 65 persen mencara merk dagang yang komersial, dan hanya 38 persen mengakui bahwa hubungan pada penilaian konsumen itu penting.
Pembenaran dan Pemanggilan Ulang
Dua dasar pengukuran pada memori yang berlawanan adalah recognition dan recall. Pada suatu percobaan khusus, subjek ditunjukkan pemberitahuan satu demi satu dan bertanya jika mereka telah melihat pemberitahuan tersebut sebelumnya. Pada kontrasnya, tes kebebasan mengingat kembali diminta konsumen dengan bebas berfikir tentang apa yang telah mereka lihat tanpa memberitahukan informasi ini pada kemungkinan tugas pertama yang memerlukan usaha lebih besar pada pihak responden.
Kedua tipe pemanggilan ulang sangat penting dalam pengambilan keputusan, sebenarnya. Pemanggilan ulang cenderung menjadi lebih penting pada situasi dimana konsumen tidak memiliki data produk yang dapat mereka gunakan, mereka harus bersandar pada ingatan tentang informasi mengenai produk ini. Sebaliknya, pengakuan beberapa orang mungkin menjadi factor penting di sebuah took, simana konsumen dihadapkan dengan berbagai macam produk pilihan dan informasi dan tugas yang sedapat mungkin sudah terbiasa dengan pembungkus dari suatu produk. Sayangnya, penampilan atau bungkusan sebuah produk yang telah diakui dan dikenali memiliki akibat negative pada konsumen yang mungkin mengabaikan tentang peringatan pada merk tertentu karena mereka mengambil melalui pesanan yang nanti bias jadi pesanan tersebut tidak sesuai dengan pilihan mereka.

MASALAH DENGAN BESARNYA MEMORI
Meskipun besarnya kemampuan mengingat dalam memberitahukan sesautu itu penting, besarnya kemampuan mengingat dengan teliti telah di kritik untuk beberapa alas an, yang akan kita jelaskan sebagai berikut.
Penyimpangan Respon
Hasil dari memperoleh alat ukur tidak harus ada kaitannya dengan apa yang dipertimbangkan dengan baik, tetapi lebih ke hal lain tentang instrument atau responden. Kontaminasi bentuk ini disebut prasangka respon. Dalam beberapa pembelajaran, mengklain bahwa pengakuan dalam pemberitahuan tidak benar (pemberitahuan yang tidak melihat hal sebelumnya), hamper setinggi tingkat pengakuan dalam pemberitahuan nyata.
Kesalahan Kecil Memori
Orang juga cenderung tanpa sengaja melupakan sebuah informasi. Masalah yang paling khas termasuk omitting (kenyataan dari luar), aperaging (kecenderungan menormalisir kenangan yang tidak disimpan secara mendalam atau informasi yang disimpan bukan kejadian luar biasa yang pernah dialami seseorang), dan telescoping (tidak akurat mengingat kembali waktu terjadinya suatu peristiwa). Pembelokan ini menyangsikan ketelitian dalam pemakaian basis data prosuk yang bersandar pada konsumen dalam mengingat kembali apa yang mereka beli dan juga pemakaian makanan serta peralatan rumah tangga.
Memory yang sebenarnya vs perasaan
Meskipun teknik yang telah dibangun untuk mengubah ketelitian nilai memori, perbaikan ini tidak sama banyaknya dengan apa yang diisukan selama ini bahwa apakah proses pemanggilan ulang ini memiliki efek atau tidak sama sekali. Khususnya, beberapa kritik yang berpendapat bahwa pengukuran ini tidak cukup pada arah yang berlawanan dari pemberitahuan “perasaan” dimana secara objektif membangkitkan suatu emosi yang kuat lebih daripada membawa keuntungan besar dari sebuah produk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar