I. Identitas klien
Nama : Muhammad Husain
Umur : 25 Tahun
Alamat : Jl. Beruang
II. Latar belakang masalah
Kejadiannya berawal pada tanggal 14 oktober 2009 pada jam 18.00 setelah mengikuti apel pesiar bagi taruna yang tinggal diluar asrama, saya pulang kekontrakan di jalan beruang. Setibanya di kontrakan saya langsung ganti pakaian dan mencuci motor karena melihat keadaan motor yang sangat kotor. Setelah saya mencuci motor, saya merendam pakaian kotor setelah 30 menit saya pun mencuci pakaian, setelah itu saya mandi. Pada jam 21.00 Ardiandi datang ke kontarakan di Jl.Beruang dan mengajak untuk ke Laguna lalu Ardiandi, Kusnoman, Muh. Yusuf Kadir, Muh. Syaifuddin ke Laguna dan saya bersama Oki Praja ke asrama Ipmil di Jl. Limboto. Setelah tiba di asrama Ipmil saya bersama Oki Praja menemui alumni yang tinggal di sana. Pada jam 22.00 Marwan Hanif dan Hery Haris tiba juga di asrama Ipmil Limboto. Setelah itu kami bercerita mengenai masalah pekerjaan nantinya. Sehingga waktu tidak terasa sudah jam 01.30 tanggal 15 oktober 2009.
Pada saat itu saya mendapat sms dari rekan saya Muhammad Arman yang isinya, “ke Laguna sekarang”. Saya pun ke sana berempat bersama Oki Praja, Marwan Hanif, dan Hery Haris. Setibanya di Laguna saya melihat keadaan cafe “No Limit” sudah ramai pengunjung. Saya pun langsung masuk ke dalam bersama teman-teman dan ketemu dengan teman-teman yang sudah duluan berada di sana. Lalu saya duduk di meja saya melihat sudah ada minuman beralkohol dan ikut minum bersama teman-teman. Setelah jam 02.00 teman-teman sudah banyak yang beranjak dari tempat duduk untuk pulang ke kontrakan masing-masing, tetapi tiba-tiba seorang oknum yang tak dikenal datang menghampiri dan memeluk Gregery. Lalu dua orang rekan dari oknum tersebut menghampiri rekannya dan menariknya keluar. Entah apa yang terjadi sebelumnya saya melihat situasi diluar sudah memanas. Lalu saya pun keluar dan mengambil motor. Saya dibantu oleh Ardianto menarik motor, ketika saya melihat kebelakang teman-teman yang lain sudah berlarian lalu saya memutar motor ke parkiran yang berada di sebelah dan memanggil Oki Praja untuk pulang.
Saya langsung menuju ke kontrakan teman di jalan dakwah. Setelah tiba disana tidak lama kemudian Gregery dan Mark pun tiba dan di wajah Gregery sudah terdapat luka. Lalu mereka menceritakan bahwa mereka dipukul di laguna pada saat rekan-rekan yang lain sudah pulang, lalu Redi pun tiba dan mengatakan bahwa dia juga di pukul dan motornya ketinggalan. Setelah itu kami pun sepakat untuk kembali ke laguna mengambil motor. Lalu Oki Praja naik di motor dan saya bersama Oki Praja ke kontrakan di Jl. Beruang terlebih dahulu untuk mengambil parang. Setelah tiba di kontrakan Oki Praja bersama saya langsung naik ke atas, Oki Praja lalu mengambil parang dan kami pun kembali ke kontrakan teman di Jl.Dakwah.
Setelah tiba di jalan dakwah saya dan Oki Praja langsung menuju ke RS.Stella Maris. Tiba di RS. Stella Maris, saya melihat teman-teman yang lain berada di samping rumah sakit. Lalu Oki Praja memberikan parang kepada Muh. Yusuf Kadir dan kami pun kembali ke Laguna untuk mencari motor Redi. Setelah di Laguna beberapa teman saya masuk ke dalam mencari motor dan yang lain menunggu di depan. Setelah teman-teman yang dari dalam tidak menemukan motor, kami pun memutuskan kembali ke rumah sakit. Tetapi, tiba-tiba Muh. Yusuf Kadir menghunuskan parang dan menyerang orang yang parkir di samping pos polantas depan Laguna dan memarangi motor yang di parkir di tempat tersebut, lalu kami pun ke kontrakan teman di Jl. Dakwah. Setelah tiba disana, teman-teman yang lain masih berada di rumah sakit, lalu kami pun kembali ke rumah sakit.
Setelah tiba di rumah sakit sebagian dari kami baru mengetahui bahwa luka yang dialami Gregery karena jatuh dari motor. Tidak lama berselang Gregery pun keluar dari ruang UGD. Setelah itu atas usulan dari Gregery kami pun kembali ke Laguna untuk memastikan kembali keberadaan motor dari Redi, lalu kami pun parkir motor di RS dan jalan kaki ke Laguna. Setelah di Laguna di café “No Limit”, kami menemui penjaga cafe dan security untuk menanyakan keberadaan motor Redi dan mereka memberikan informasi bahwa tersebut telah diamankan pihak kepolisian di Polresta Makassar Barat. Lalu kami pun memutuskan untuk kembali ke Jl. Dakwah. Setibanya di Jl. Dakwah saya berboncengan bersama Oki Praja beserta teman-teman yang lain yang satu kontrakan di Jl. Beruang juga kembali ke kontrakan. Kami pun tiba di kontrakan pada jam 04.00 lalu istirahat.
Setelah kejadian tersebut dan kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan. Inilah kesalahan yang paling besar yang pernah saya lakukan dalam hidupku. Saya baru menyadari setelah biberikan pengarahan bahwa itu dapat menghambat saya untuk menggapai cita-cita yang sudah saya impikan dari dulu dan juga saya sudah mengecewakan orang tua yang sudah mendidik saya dari lahir hingga saat ini, betapa kecewanya mereka setelah mengetahui kejadian ini. Kekecewaan yang sangat dalam oleh orang tua terhadap ku dapat saya rasakan, dan juga dari kejadian ini saya juga baru menyadari bahwa itu dapat merusak dan mencoreng nama baik dari PIP Makassar tempatku menempuh pendidikan. Kekecewaan yang sangat dalam juga pasti dirasakan oleh Pembina dan Instruktur saya di PIP Makassar terutama Pwa Batalyon, Pembantu Direktur, Instruktur Kesamaptaan, Pwa.Kompi saya dan Bapak Direktur di kampus saya, terlebih lagi pada awal pemeriksaan saya sudah memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya terjadi. Tetapi setelah didesak dan diberikan pengarahan baru saya mengatakan yang sebenarnya terjadi dimalam itu. Dalam kesempatan ini walaupun tidak secara lisan saya secara pribadi menyampaikan kata maaf yang sebesar-besarnya kepada orang tua saya, pihak yang telah dirugikan secara materi, dan juga kepada seluruh Pembina di PIP Makassar, utamanya Bapak Direktur, Pembantu Direktur, Pwa Batalyon, Pwa Kompi, dan Instruktur Kesamaptaan. Penyesalan yang ada pada diriku saat ini sudah tidak berguna karena itu tidak dapat merubah kembali kejadian di malam itu. Yang saya lakukan saat ini untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah saya lakukan yaitu saya hanya dapat mendekatakan diri pada-Nya dan melakukan perbuatan yang sifatnya positif yang dapat dijadikan panutan bagi dinda-dinda saya di kampus serta tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ada dan saya sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak melakukan lagi kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan. Dari kesalahan yang sudah saya lakukan saya siap menerima sanksi apapun dari pihak kampus karena saya sendiri telah menyadari kesalahan tersebut sangat berat. Apapun keputusan akhir yang dikeluarkan oleh Bapak Direktur saya yakin itu sudah yang terbaik bagiku dan juga Bapak Direktur sudah melakukan pertimbangan yang matang sebelum mengeluarkan keputusan nantinya.
Adapun harapan saya sebelum keluarnya surat keputusan dari Direktur PIP Makassar yaitu saya berharap masih dapat diberi kesempatan untuk tetap menempuh dan menerima pendidikan di PIP Makassar dan dapat menyelesaikan studi di PIP Makassar bersama teman-teman yang sekarang duduk disemester akhir yaitu semester VIII dan juga berharap agar lebih diarahkan ke jalan yang lebih baik dari sekarang, agar saya dapat membalas kekecewaan dari semua pihak yang telah saya rugikan dari perbuatan saya terutama kedua orang tua saya dan Pembina di kalangan PIP Makassar. Saya berjanji kalau masih diberi kesempatan saya akan melakukan yang terbaik buat diri saya sendiri, kedua orang tua saya dan juga buat PIP Makassar semampu saya.




III. Observasi:
Setelah makan k’ Uchenk menghampiri saya yang duduk di kursi plastik berwarna biru tua. Dia hanya memakai sarung berwarna biru yang bermotif kotak. Dia duduk di kursi yang berada di samping saya dan tangan kanannya mengambil sebatang rokok serta tangan kirinya mengambil korek gas lalu menyalakannya sambil mengisap sebatang rokok itu lalu mengeluarkan asapnya. Dia lalu bertanya kepada saya tentang permasalahannya dan kadang-kadang dia menggaruk kepalanya. Dia seperti orang yang pusing, itu terdengar dari kata-katanya yang selalu mengatakan kata-kata penyesalan dan kadang-kadang menghembuskan nafas yang panjang. Ketika bercerita kadang-kadang ia menaikkan kaki kanannya di atas kaki kiri (di atas lutut kirinya) dan kadang-kadang dia menyandarkan badannya di sandaran kursi atau menegakkan badannya...
IV. Diagnosa:
Dia tertekan dan terlalu merasa bersalah dengan adanya kasus ini. Menganggap dirinya tidak berguna lagi. Hal seperti ini kadang-kadang membuat dia melakukan hal-hal yang tidak diinginkan
V. Solusi:
 Melakukan aktifitas yang bersifat positif. Misalnya: Refreshing ke tempat-tempat yang nyaman dan jangan mengurung diri (menyendiri). Selalu optimis....
 Memberitahu kepada rektor apa yang diinginkan oleh yang bersangkutan dan memberikan arahan-arahan kepada mereka.
VI. Saran atau Rujukan:
Memberitahu kepada rektor apa yang diinginkan oleh yang bersangkutan dan memberikan arahan-arahan kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar